Blog pertamaku ada ketika aku kelas 5 SD, tahun 2007. Aku ingat dulu diajarin Ust. Doni untuk nulis di blog, dan aku excited banget. Tapi ternyata blog itu mati ketika aku masuk SMP Islamic Boarding School di Bekasi dan Malang. Masalah utamanya karena memang saat itu kita dibatasi banget buat pakai komputer dengan jaringan internet. Hehe.

Ketika SMA (eh, MAN deng hehe), aku bertekad untuk membuat blog baru, dan jadilah blog ini, di tahun 2011. Awal-awal memang rajin menulis di blog, namun seperti masalah kehidupan boarding school lainnya, di ICG juga pengunaan laptop dibatasi seminggu sekali. Bisa sih pakai komputer dengan jaringan internet di Perpustakaan Digital, tapi ramai. Hihi. Jadilah tulisan-tulisan yang seharusnya online, kembali ke rutinitas lama: memenuhi buku dan notebook ring dengan coretan segala macam.

Tahun 2014 ketika lulus SMA dan mulai memasuki dunia kuliah, aku mulai meninggalkan blog dan beralih ke berbagai sosial media yang lain. Tulisan yang tak pernah diselesaikan akhirnya memenuhi draf blog dan terabaikan begitu saja. Hingga akhirnya di tahun ketigaku kuliah, 2017.

Aku merasa, aku tetap harus berada di antara kata-kata dan mengisi ruang spasi.

Sebab kata-kata lah yang memberikan jarak, penekanan, dan kedekatan dengan porsi yang tepat. Finally, welcome back, Afra. :)

*Sehari setelah kemarin malam begadang buat beberes template blog. Tapi konten yang lain belum diberesin. Heuheu. Kelihatan deh alay nya zaman dulu :"*

NB: Ternyata seleraku berubah setelah sekian lama nggak nge blog. Yang tahu blog aku dari zaman SMA pasti tau banget deh bedanya apa :" wkwk

Postingan ini telat kali ya kalau maksa pake tema 2014. Haha, biarin aja. Masih ada euforianya kok. ^^

Aku tipe cewek yang aneh kali ya. Aku nggak kuat lari lama-lama. Langsung sesek dan perutku lansung bereaksi. Nusuk-nusuk gitu rasanya. Makanya Aku nggak begitu suka pelajaran olah raga yang ngeharusin lari setiap pertemuan.

Anehnya, Aku kuat jalan jauh. Catat, Aku kuat jalan jauh. Aku juga nggak ngerti ya apa bedanya lari dan jalan(emang beda, tapi bukan itu maksudnya), sampai reaksi tubuhku ke kedua jenis kegiatan fisik itu berbeda. 

Aku seneeng banget pas SD bisa kemping, outbond, dsb. Lebih seneng lagi pas masuk Ar-Rohmah Putri Islamic Boarding school Malang, SMPku. Di sekolah itu, Aku ngerasa jadi perempuan itu nggak harus kalem. Bahkan tiap semester selalu ada acara outbond dan sebagainya.

Kita pernah kemping, hiking, rafting, pokoknya seru banget deh! Aku kayak punya perasaan lega dan bahagiaa banget kalau udah sampai tujuan. Terus, biasanya selalu muncul ide-ide baru dari pendakian itu. Hehe. 

Pas masuk SMA di Gorontalo, MAN Insan Cendekia Gorontalo International Boarding School, Aku ngerasa terkekang. Nggak bisa kayak pas SMP lagi. Jadwal penuh sama pelajaran. Pas liburan, Aku cuma bisa ngiri liat temen-temen putra angkatanku yang kemping dan hiking. 

Ditambah lagi cerita-ceritanya Abi dan Dek Ahmad. Abi sering hiking dan kemping gitu. Dek Ahmad juga. Ngiri berat pokoknya.

Enak ya jadi cowok. Gampang gitu kalo mau hiking dan kemping. Nggak ribet kayak cewek. Arghh. Kapan dong aku bisa kemping lagi? Padahal pengen lho bisa ke puncaknya gunung-gunung di Sulawesi. Kapan lagi kan ya bakalan ke sini?

Temenku ada yang bilang: "Entar aja Fra, pas udah nikah. Kemping bareng suami. Romantis kan?"
Lah iya, kalau suami Aku orangnya suka begituan? Yaa, mudah-mudahan aja suamiku suka hiking dan kemping. Amiin.

Lah, kok malah ngelantur ke 'suami' ya? =,=